Contoh Metode Pelaksanaan Rehab Jembatan Paling Lengkap



URAIAN PEKERJAAN UTAMA

Dalam Rehabilitasi Jembatan ini yang termasuk dalam Item Pekerjaan Utama antara lain :

Dibawah ini akan dijabarkan lebih luas pengertian tentang item pekerjaan utama diatas serta digambarkan bagaiman cara pengerjaan serta penggunaam alat dan lama waktu pelaksanaan pada paket tersebut.

I.             PEKERJAAN PERSIAPAN

1.    Penyusunan  Rencana  Mutu  Kontrak (RMK)
Penyedia Jasa mempersiapkan RMK yang merupakan salah satu dokumen pelaporan memuat diantaranya informasi kegiatan, sasaran mutu kegiatan, tugas dan wewenang, pembagian personil, dan struktur organisasi, untuk menyelesaikan pekerjaan agar dicapai hasil yang tepat mutu, tepat waktu dan tepat guna tanpa adanya dampak lingkungan selama proses penyelesaian pekerjaan.
2.    Pemberitahuan  Mulai  Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah Penyedia Jasa menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dilanjutkan dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan kepada Kuasa Pengguna Anggaran, Staf Teknik / Pengawas  dan Instansi yang terkait, serta Kepala Desa setempat, Camat, Sektor Kepolisian dan Polres.
3.    Sosialisasi Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum memulai kegiatan di lapangan sebaiknya dilaksanakan sosialisasi dengan mengundang tokoh masyarakat, Muspika, Instansi terkait, Direksi, Pengawas dan Kepala desa, dengan tujuan antara lain :
a.     Agar masyarakat mengetahui akan adanya kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b.     Ijin Lokasi kepada Instansi yang terkait dengan terganggunya lalu lintas selama pekerjaan berlangsung dan masyarakat pengguna jalan dapat memakluminya serta kesanggupan untuk mengembalikan sesuai kondisi semula.
c.     Menampung saran – saran dari masyarakat dan Kepala desa setempat baik mengenai letak/lokasi pekerjaan dan batas tanah yang kena bangunan tersebut terutama mengenai kelancaran dan keamanan selama pekerjaan berlangsung agar bisa selesai tepat waktu.
4.    Pre Construction Meeting
Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan ini dilakukan untuk menyamakan pemahaman dan persepsi tentang dokumen kontrak dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak serta Spesifikasi yang ada , dalam PCM hal – hal yang dibahas antara lain : Program Mutu, Organisasi Kerja, Tata Cara Pengaturan Kerja, Jadwal Pelaksanaan dan lainya.

5.    Pengukuran dan MC – 0 %   serta  Dokumentasi
Pengukuran Ulang Lapangan di awal suatu pekerjaan untuk memastikan berapa besar perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan dari perencanaan yang ada. Suatu perencanaan masih mengandung galat. Pelaksana Pekerjaan, Direksi Lapangan, dan Konsultan Pengawas harus memastikan lagi legalitas kepastian pekerjaan. Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran yang diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang ini wajib disetujui oleh para pihak.
Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen Perubahan. Dokumen perubahan bisa berbentuk Dokumen Tambah Kurang (Change Contract Order)  atau Dokumen Tambahan (Addendum). Hal ini tergantung mazab yang digunakan di suatu satuan kerja. Selain itu, terkadang Dokumen Perubahan ini bisa berbentuk serial sepanjang pekerjaan dilaksanakan, sehingga tim yang diusulkan dalam Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan dengan tingkat perubahan yang dialami. Semakin berat tingkat perubahan, maka Tim yang diusulkan (dibentuk) semakin lengkap dan lintas sektoral. Jika perubahan hanya kecil, maka Tim yang dibentuk cukup sesuai dengan yang ada di Dokumen Kontrak. Jika perubahan yang ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam Kontrak, maka harus melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen perubahan yang besar, diperlukan Justifikasi Teknis dan Tim Negosiasi Harga. Dokumen Perubahan tidak akan dibahas pada kesempatan ini, karena terdapat berbagai pendapat tentang dokumen perubahan (tambah-kurang) sesuai jenis kontrak, tingkat perubahan, dan kepentingan pekerjaan. 
6.    Pembuatan Kantor Lapangan dan Barak Kerja
Pembangunan Kantor Lapangan dibuat sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan yang strategis dan dalam posisi yang aman dari lokasi pekerjaan atau sesuai petunjuk PPTK dan Direksi Lapangan/Pengawas lapangan guna mempermudah komunikasi serta pengawasan jalannya pelaksanaan pekerjaan.
      Fasilitas yang tersedia dalam Kantor Lapangan/Direksi keet antara lain :
-   1 Stel Meja Kursi
-   1 Meja tulis, kursi dan 1 almari
-       Buku Tamu
-       Buku Direksi
-       Buku Harian
-       Buku Ijin Pasang
-       Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedulle)
-       Gambar Rencana
-       Gambar Kerja
-       Perhitungan MC 0 %
-       Foto 0 %
-       Kotak Obat
-       Papan Nama Proyek / Papan Informasi.
Dan untuk Barak Kerja dibuat dapat dimanfaatkan untuk menyimpan matrial, Alat – Alat Kerja.
7.    Mobilisasi  Personil, Peralatan dan Bahan
Ø  Mobilitas Sumber daya Personil Inti :
Pengadaan tenaga kerja sebisa mungkin menggunakan tenaga kerja setempat dengan harapan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.  khusus untuk tukang dan kepala tukang inti dan tenaga ahli mendatangkan yang telah berpengalaman dalam bidangnya agar pekerjaan berjalan sesuai dengan sasaran mutu, tepat waktu dengan kuantitas sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada,
Di bawah ini personil inti yang akan kami ajukan :

Ø  Mobilitas Sumber daya Peralatan Utama :
·         Dump Truck                : 5 M3              Jumlah            : 1
·         Concrete Mixer           : 0,3 M3           Jumlah : 1
·         Concrete Vibrator       : -                     Jumlah : 1

Ø  Mobilitas Sumber daya Bahan / Material :
Pada mobilisasi bahan material, Kontraktor harus menyediakan bahan atau material sesuai dengan kebutuhan di lapangan tanpa mengalami keterlambatan.Kontraktor juga harus memperhitungkan dan merencanakan akses jalanmasuk, serta tetap menjaga kelancaran lalu lintas sekitar proyek, dan keamanan proyek.Dropping material ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dalam pelaksanaanpekerjaan, dalam pekerjaan ini material juga dilangsir menuju masing- masing itempekerjaan.

8.    Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas
Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya.
a)    Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.
b)    Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
c)    Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
d)    Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.
e)    Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
a)    Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic
b)    Rambu peringatan
c)    Peralatan komunikasi dan lainnya
Tenaga yang terdiri dari:
a)    Pekerja
b)    Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian.Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.
9.    Sondir / Termasuk Laporan

Pengujian sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung yaitu lapisan tanah keras. Hal ini dimaksudkan agar dalam mendesain Pondasi yang akan digunakan sebagai penyokong kolom bangunan diatasnya memiliki faktor Keamanan (safety factor) yang  tinggi sehingga bangunan diatasnya tetap kuat dan tidak mengalami penurunan atau settlement yang dapat membahayakan dari sisi keselamatan akan bangunan dan penghuni didalamnya.
Banyak terjadi kegagalan struktur (bangunan roboh/ runtuh) akibat tidak diperhatikan pentingnya Pengujian  Soil test ini, untuk itu sangat di sarankan untuk melakukan pengujian tanah (sondir) ini, sehingga dapat didesain jenis pondasi yang aman dan efektif sesuai dengan karakteristik tanah dari bangunan yang akan dibangun.
Sondir  adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Biasanya dipakai adalah bi-conus type Begemann yang dilengkapi dengan selimut/jacket untuk mengukur hambatan pelekat lokal (side friction) dengan dimensi sbb :
  • Sudut kerucut conus  : 60’
  • Luas penampang conus  : 10.00cm2
  • Luas selimut/jacket  : 150cm2.
Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur.Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis.
Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil.Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railways dan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927. Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936).
Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti:  Static Penetration Test” atau , Duch Cone Static Penetration Test  dan secara singkat disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda.
Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.
Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc). Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah butiran halus.
Apa hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc).  Anda dapat melihat hubungan nilai tahanan konus (qc) terhadap konsistensi tanah, sebagai berikut :
  • tanah yang sangat lunak nilai qc < 5 kg/cm2,
  • lunak 5-10 kg/cm2,
  • teguh 10-20 kg/cm2,
  • kenyal 20-40 kg/cm2,
  • sangat kenyal 40-80 kg/cm2,
  • keras 80-150 kg/cm2, dan
  • sangat keras > 150 kg/cm2.
Pelaksanaan test sondir ini mengacu pada prosedur ASTM.D.3441, dimana nilai perlawanan conus (qc) dan nilai hambatan pelekat lokal atau side friction (fs) diamati setiap interval kedalaman 20cm dengan kecepatan penetrasi saat pembacaan nilai qc dan fs, diusahakan konstan yaitu kurang lebih 2cm/detik.
Test ini dilaksanakan hingga mencapai kemampuan maksimum alat, yakni nilai tekanan total atau qc = 250kg/cm2 atau hingga mencapai kedalaman maksimum dibawah permukaan tanah setempat.
Hasil test sondir ini disajikan berupa diagram atau grafik hubungan antara kedalamaan dengan qc, fs, total friction dan friction ratio.
Adalah pekerjaan pengambilan sample tanah asli untuk mengetahui kondisi tanah perlayer dan jika dimungkin sampai ke tanah keras. Dalam boring ini sekaligus dilakukan dengan SPT (standard penetration test) disetiap interval 2,0m.  Hal ini mengacu sesuai dengan prosedur ASTM D.1586, dengan berat hammer adalah 63,5kg dan tinggi jatuh bebas hammer adalah 76cm. Biasanya untuk pelaksanaan test digunakan Hammer Otomatis.
Contoh tanah yang diperoleh dari tabung SPT, dimasukan dalam kantong plastik dan diberi label nama sesuai dengan nilai/jumlah pukulan, kedalaman dan nomor bornya. Contoh tanah yang diperoleh dari SPT tsb bisa digunakan untuk visual description maupun test laboratorium bila diperlukan.
Dalam Uji Laboratorium  atas contoh tanah yang di peroleh dari pemboran meliputi antara lain :
  • Index Properties
    • Water Content : Perbandingan berat kandungan air terhadap berat tanah kering dinyatakan dalam persen.
    • Wet Density : Nilai berat isi tanah (basah) yaitu perbandingan anatar berat tanah lembab asli per sartuan volume, dalam gr/cm3.
    • Dry Density : Nilai isi tanah (kering) yaitu perbandingan anatar berat tanah kering per satuan volume, dalam gr/cm3.
    • Specific Gravity (ASTM.D854) : Nilai berat jenis butiran.
    • Degree of Saturation : Derajat kejenuhan tanah yaitu prosentase berat air yang mengisi rongga atau pori-pori dalam persen.
    • Atterberg Limits (ASTM D.4318) : Batas Cair (liquid limit), batas Plastis (plastic limit), dan indeks plastis (plasticity index). Dari test ini juga bisa diketahui clasifikasi tanah berdasarkan ketentuan USCS (unified soil classification system).


  • Enginerring Properties
    • Unconfined Compression (ASTM D.2166) : diperoleh nilai daya dukung tanah dalam keadaan tanpa tekanan samping (uncofined) yang dinyatakan dalam satuan kg/cm2.
    • Triaxial UU Test (ASTM D.2850) : Bertujuan untuk mendapatkan nilai kohesi c (kg/cm2). Dan sudut gelincir dalam atau internal friction angel tanpa tekanan pori dan dengan tekanan pori dinyatakan dalam derajat.
    • Consolidation (ASTM D.2435) : untuk mendapatkan parameter koefisien konsolidasi dan indeks konsolidasi untuk menghitung penurunan pondasi bangunan.
Metode pelaksanaan uji laboratorium ini disesuaikan dengan Standard ASTM untuk setiap jenis test bersangkutan.
Jika lokasi bangunan berupa tanah rawa yang cukup dalam, maka jenis pondasi yang dipilih tiada lain adalah pondasi tiang. Pondasi tiang bisa berupa; tiang-tiang pancang (spun pile, mini pile, dsb) atau berupa bor pile. Tiang pancang mungkin sedkit lebih ekonomis dibandingkan dengan bor pile, akan tetapi pemilihan jenis pondasi ini perlu mempertimbangkan efek getarannya yang dapat merusak banguan di sekitarnya. Meskipun jenis pondasi bor pile lebih mahal, namun dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran atau vibrasi.
Jika Anda ingin merencanakan pondasi tiang pada tanah rawa yang cukup dalam, sebaiknya tempatkan pada kedalaman yang nilai qc sama atau lebih 150 kg/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa Anda telah menempatkan tiang-tiang pondasi pada tanah keras, dengan demikian tidak perlu dikhawatirkan lagi terjadi penurunan (settlement).

II.           PEKERJAAN UTAMA DAN LAINNYA
1.    Pembongkaran Pasangan Batu
a.    Pasangan batu kali/ gunung yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang akandibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat dimulai.
b.    Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang dipakai adalah bodem,keranjang dan linggis.
c.    Pelaksana mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada mandor dan diteruskan kepadapekerja.
d.    Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi mandor dan diawasi olehpelaksana.
e.    Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke bawah pasangan.
f.     Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan palu/ bodem, spesi yang melekat pada batubongkaran dibersihkan dengan cetok, apabila dengan cetok tidak kuat maka dibersihkan dengandipukul menggunakan palu kecil.
g.    Batu kali bekas bongkaran yang sudah dibersihkan dikumpulkan di lokasi yang dekat denganlokasi yang akan dipasang batu kali bekas bongkaran.
h.    Pekerjaan bongkaran pasangan batu/ kali selesai, pekerja membersihkan lokasi dari spesi hasilbongkaran.
i.      Pekerja dilengkapi dengan perlengkapan keamanan, seperti : helm proyek, sepatu boot, sarungtangan dan safety bel untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
j.      Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses pengerjaan.
k.    Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapatberjalan dengan cepat dan efisien.
l.      Setelah pekerjaan bongkaran pasangan batu kali/ gunung selesai Penyedia Jasamemberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan galian apakahsesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
m.   Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka kamimelanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya
2.      Pembongkaran Beton
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembongkaran pasangan beton lama pada jembatan terdapat pasangan plat beton jembatan. Yang mana plat beton jembatan tersebut di bongkar setengah-setengah sehinga tidak mengangu pengendaraan yang lewat pada umur beton telah tercapai umur pengerasannya. pekerjaan ini harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

3.    Galian Biasa Manual
Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
Prosedur penggalian:
1)    Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Pengguna Barang/Jasa dan mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanent.
2)    Pekerjaan galian dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
3)    Bilamana bahan yang terekpos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan terlepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat pengguna barang/jasa tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
4)    Bilamana batu,lapisan keras sulit dibongkar, maka bahan harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan batu yang runcing pada permukaan dan batu D<15 cm dibuang. Profit galian diperoleh dengan cara menimbun kembali.

4.    TimbunanPilihan dari Sumber Galian
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan dari sumber galian harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

        Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
       1.     Pengangkutan Material
              Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
       2.     Penghamparan Material
              Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
     a.  Kondisi cuaca yang memungkinkan
b.  Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c.   Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.
       3.     Pemadatan Material
              Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi  luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

Dasar perhitungan analisis adalah :
·         Asumsi :
1.   Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2.   lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
·         Urutan Kerja/Metode kerja :
1.    Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan menggunakan whell Loader
2.    Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck dari quarry /borrow pit dengan jarak quarry kelapangan pekerjaan 6 km
3.    Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
4.    Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller.
Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

5.    Pasangan Batu

Ø  Penyiapan Formasi atau Pondasi
·   Formasi untuk pelapisan pasangan batu disiapkan.
Ø  Penyiapan batu
·   Batu dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan.
·   Sebelum pemasangan, batu dibasahi  seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
Ø  Pemasangan Lapisan Batu
·   Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi  yang telah disiapkan. Landasan adukan ini dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
·   Batu ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat diantara satu batu dengan lainnya diisi adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak smpai menutupi permukaan lapisan.
·   Pekerjaan dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
·   Permukaan yang telah selesai dikerjakan dirawat seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan.
·   Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
Ø  Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan Struktur
·   Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat kestabilan akibat daya daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60% dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan segera ditambah dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya segera ditambah lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
·   Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan baru dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk pasangan batu.
·   Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.
·   Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat ditimbun sesuai dengan ketentuan.

6.    Beton Mutu Rendah fc’ = 10 MPa (K-125)

Untuk pekerjaan beton 10 Mpa digunakan pada Lantai Kerja, beton kerb struktur tembok penahan tanah pada oprite ataupun pada masing-masing lokasi lainnya yang ditentukan oleh direksi teknis.Pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan pembesian selesai, diaduk dengan menggunakan concrete mixer dan pemadatannya dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator, untuk menjaga mutu beton sesuai spesifikasi yang diinginkan perlu diambil slump test pada saat pengecoran dan selinder untuk uji tekan beton dilaboratorium.

A.      Pelaksanaan Pencampuran
1.     Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode sesuai yang disyaratkan.
2.     Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton di lapangan dan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
3.     Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
4.     Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta dalam dokumen pelelangan.
5.     Pencampuran :
d)    Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (concrete mixer)
e)     Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
f)     Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate, pasir dan semen yang telah ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

B.    Pelaksanaan Pengecoran.
1.     Lokasi pengecoran dibersihkan dari kotoran, potongan kayu, bendrat, paku dan sampah lainnya
2.     Sebelum pengecoran, bekisting dilumuri dengan mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat.Sambungan dengan pengecoran sebelumnya (jika ada) telah disiram dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air.Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan.
3.     Penuangan dilakukan dengan tenaga manusia. Tinggi jatuh beton pada saat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).
4.     Apabila dirasa perlu, pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya dan agar tidak terjadi kantong udara.
5.     Selanjutnya dilakukan perawatan (curing) beton sesuai spesifikasi teknis

7.    Baja Tulangan U32 Ulir
Merupakan baja tulangan Bentuk Ulir dengan baja mutu sedang yang memiliki tegangan leleh karekteristik 3.200 kg/cm2.Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.
Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1.   Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan menggunakan kawat beton.
2.    Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu

Penjelasan Tahapan Pekerjaan Baja Tulangan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
·                     3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran.
·                     Untuk beton yang terendam/ tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan tebal selimut beton antara lain :
1.            -  Untuk besi diameter 16 mm dan lebih kecil       3,5 cm
2.            -  Untuk besi diameter 19 mm dan 22 mm            5,0 cm
3.             -  Untuk besi diameter 25 mm dan lebih besar     6,0 cm
·                     7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai, atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung di atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya.     Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI 07-6401-2000.
·                     Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
·                     Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok-kan dengan mesin pembengkok.
·                     Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
·                     Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebu-tuhan selimut beton minimum yang disyaratkan.
·                     Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
·                     Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
·                     Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya.
·                     Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga tidak akan terekspos.
·                     Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian (semen dan air saja).
·                     Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.
·                     Setelah selesai pekerjaan tersebut kemudian diadakan pengukuran mutual check bersama.

Hasil pengukuran mutual check bersama dituangkan dalam gambar dan ditanda tangani bersama.
Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan Kg.


1.      Perletakan Elastomer Jenis 1 (400x450x45)
Merupakan bantalan karet untuk kebutuhan konstruksi.Rubber bearing pad digunakan sebagai peredam guncangan, tekanan, dan geser pada konstruksi jalan, jembatan dan gedung anti gempa.
Penggunaan Karet Bantalan Jembatan juga dapat meminimalisir kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi dan getaran seismik dan akustik yang lain.  Masih banyak keunggulan Elastomer antara lain :
1.       Desain yang sederhana.  Penggunaan bahan elastomer/karet memungkinkan Karet Bantalan Jembatan   dapat berubah bentuk bila dikenai tekanan horizontal. Penambahan kepingan PTFE atau baja tahan karat (Stainless Steel) dapat mengakomodir pergerakan yang lebih besar.
2.       Bantalan Jembatan mampu menyeimbangkan beban statis maupun dinamis berkat sifat  karet yang mampu mengembang dan menyusut.
3.       Desain dari Karet Bantalan Jembatan memungkinkan bantalan jembatan tersebut untuk bergerak ke segala arah secara horizontal, dimana kelebihan ini tidak dimiliki oleh jenis bantalan mekanik.
4.       Karet Bantalan Jembatan memiliki performa yang dapat menyesuaikan di segala kondisi, Penggunaan  material neoprene ( karet sintetis ) lebih dianjurkan karena jenis karet ini memiliki sifat moderat terhadap oil ,panas dan flame retarder  sehingga lebih tahan terhadap pelapukan dan menghindari tersulutnya api besar apabila terjadi kebakaran pada jembatan.  Disamping itu, Karet Bantalan Jembatan perawatannya sangat  minimal apabila dipasang dengan baik dan benar.

2.    Beton Mutu Sedang Dengan Fc’= 30 Mpa (K-350)dan Beton mutu sedangfc’ = 20 Mpa (K-250)
Pekerjaan ini untuk Struktur Lantai Jembatan dan Abutmen. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.
1.       Beton K-350 dan K-250 dilaksanakan untuk Struktur Lantai Jembatan dan Abutmen.
2.       Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
3.       Lokasi pekerjaan  disesuiakan dengan gambar rencana.
4.   Prosedur pekerjaan :

       a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
       b. Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-350 dan K-250 yang akan digunakan dan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
5.       Tahapan Pekerjaan :
  Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
 Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang telah disediakan dengan alat water tank truck.
  Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan dan pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.
  Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan
Penyelesaian pekerjaan ini dengan menggunakan material semen, pasir, krikil dan airdicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan concrete mixer, Beton di cordalam bekisting yang telah disiapkan.Untuk menjaga mutu beton maka dilakukan curingagar kuat tekan beton di dapatkan sesuai dengan rencana.
LINGKUP PEKERJAAN, Pekerjaan ini mencakup pengadaan material, pencampuran antara semen portland, agregathalus, agregat kasar dan air pembentuk massa padat.Mutu beton yang digunakan K-350 dan K-250seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana dan spesifikasi pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pembuatan perkerasan beton semen ( perkerasan kaku ) dan lapis pondasi bawah yang di laksanakan dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang di tunjukan dalam gambar atau sebagaimana di perintahkan pengawas dan atau staff teknis.
Toleransi dimensi
a) ketentuan yang di isyratkan dalam pasal 5.3.5. harus digunakan
b) ketentuan yang di isyaratkan dalam pasal 5.3.9. harus digunakan
Standar Rujukan
Ketentuan yang di isyaratkan dalam spesifikasi ini harus di gunakan Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 1972 : 2008 : cara uji slump beton
SNI 1974 : 2011 : cara uji kuat tekan beton
SNI 03-443-1997 : spesifikasi beton siap pakai.
SNI 03-4810-1998 : metode pembuatan dan perawatan benda uji beton dan lapangan.
SNI 03-6820-2002 : spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plelesteran dengan bahan dasar semen.
SNI 03-6969-203 : metode pengujian untuk pengukuran panjang beton inti
hasilpengeboran.
pengajuan kesiapan kerja
Penyedia jasa harus mengajukan rincian proposal rencana pengendalian mutu
Untuk aspek pekerjaan ini.
jadwal kerja dan pengendalian lalu lintas
ketentuan yang disyaratkan dalam pasal 5.5.8 harus di gunakan

Pemasokan beton campuran siap pakai ( ready mix)
Beton yang dipasok sebagai campuran siap pakai (ready mix) oleh pemasok yang berada di luar proyek harus memenuhi ketentuan SNI 03-4433-1997. Kecuali disebutkan lain dalam kontrak, maka “pembeli” dalam SNI 03-4433-1997 haruslah penyedia jasa. Syarat-syarat umum dari kontrak dan ketentuan-ketentuan dari spesifikasi seksi 5.3 akan didahulukan dari pada SNI 03-4433-1997.Penerapan SNI 03-4433-1997 tidak membebaskan penyedia jasa dari setiap kewajibannya dalam kontrak ini.

5.2 BAHAN
mutu perkerasan beton semen
Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus sesuai dengan gambar rencana dan atau Dokumen Pengadaan.
Ageregat halus harus memenuhi AASHTO M6 dan pasal 7.1.2.(3)dari spesifikasi selain yang di sebabkan di bawah ini. Ageregat halus harus terjadi dari bahan yang bersih, butiran yang dilapisi oleh apapun dengan mutu yang seragam, dan harus :
a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No.4(4,75mm)
b) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam
c) Jika duajenis agregat halus atau lebih di campur, maka setiap sumber harus  
memenuhi ketentuan-ketentuanyang disetujui pengawas / staff teknis.
d) Setiap fariasi agregat harus buatan halus terdiri dari batu pecah yang memenuhi pasal
Table 5.3.2.(2) sifat sifat agregat kasar Sifat
Ketentuan
Metode pengajuan
Kehilangan akibat abrasi los angles
Tidak melampuhi 40% untuk 500 putaran
SNI 2417 : 2008
Berat isi lepas
Minimum 1.200 kg/m
SNI 03-4804-1998
Berat jenis
Minimum 2,1
SNI 19970 :2008
Penyerapan oleh iar
Ampas besi : maks 6%
Lainnya : maks 2,5 %
SNI 1970 :2008
Bentuk partikel pipih dan lonjong dengan rasio 3:1
Masing masing maks 25%
ASTM D-4791
Bidang pecah (2 atau lebih)

Minimum 80%

ASTM D-5821


4) Semen
Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan struktur beton dan pasangan beton;
Agar daya ikat semen tidak mengalami penurunan, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Semen harus terlindung dari hujan dan udara lembab;
 Penumpukan zak semen diusahakan minimum 25 cm dari dinding gudang, dan disusun diatas balok-balok kayu minimum 20 cm diatas lantai;
 Tumpukan semen dibatasi maksimum 12 zak. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pengerasan semen akibat berat diatas tumpukan semen tersebut;
 Penumpukan diatur berurutan sesuai urutan datangnya;
 Pemeriksaan terhadap kualitas semen di lapangan dilakukan dengan cara meremas butiran semen memakai tangan, jika semen telah menggumpal atau mengeras tidak boleh dipakai;
 Pengawas berhak menolak dan atau menghentikan pekerjaan apabila dalam pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa menggunakan semen yang tidak memenuhi persyaratan;
 Semen yang dipakai harus Porland Cement dari segala merk yang ada di perdagangan dan yang dalam segala hal memenuhi persyaratan beton tersebut di atas;

5) Air
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Pengawas tentang air kerja yang akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan;
 Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum;
 Apabila terdapat keraguan mengenai air, Penyedia Jasa diharuskan mengirimkan contoh air ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui atau yang direkomendasi oleh Pengawas dan staff teknis untuk diselidiki sampai seberapa banyak air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton dan atau baja tulangan. Dalam hal yang demikian pekerjaan beton harus dihentikan sampai di dapat keputusan yang pasti mengenai air yang dapat dipakai untuk konstruksi beton dan penghentian pekerjaan ini tidak membebaskan rekanan dari waktu pelaksanaan seluruh pekerjaan yang telah ditetapkan;
 Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat setepat-tepatnya;

6) Beton
a) Bahan Pokok Campuran
persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran harus di dasarkan pada hasil percobaan campuran (trial mix) yang di buat oleh penyedia jasa. Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan spesifikasi ini.Untuk menentukan rasio ageregat kasar dan agregat halus, proporsi agregat halus harus di pertahankan seminimum mungkin. Akan tetap, sekurang-kurang 40% agregat dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat halus yang di definisikan sebagai agregat yang lolos ayakan 4,75 mm.,  Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0,075 mm sebesar 2 % kecuali bahan pozolan. Penyedia jasa boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 38 mm, asalkan : campuran tidak mengalami segregasi; kelecakan yang memadai untuk instalasi yang digunakan dapat dicapai dan kerataan permukaan yang di isyaratkan tetap dapat di pertahankan. Menurut pendapatnya, staff teknis dapat meminta penyedia jasa untuk mengubah ukuran agregat kasar yang telah dipilih oleh penyedia jasa.
Tidakan-tindakan tambahan,termasuk penurunanukuran maksimum agregat,dapat dilakukan untuk mengendalikan segregasi dari beton dalam acuan gelincir ( slip form ) yang berasal oleh truck terakhir.
Ketika proporsi takaran yang sesuai telah di putuskan dan disetujui, proporsi-proporsi tersebut hanya dapat diubah dengan persetujuan staff teknis.
b) kadar bahan pengikat untuk perkerasan beton semen
Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang terpadatkan untuk perkerasan beton semen tidak boleh kurang dari jumlah semen untuk keperluaan pencapaian durabiitas beton dan tidak lebih dari jumlah semen yang akan mengakibatkan suhu beton yang tinggi. Ketentuan jumlah semen minimum dan jumlah semen maksimum harus tercantum dalam dokumen rancangan campuran beton sesuai dengan kondisi lingkungan pekerjaan dan disetujui oleh pengguna jasa.

c) kekuatan
Kekuatan minimum untuk kuat tekan pada umur 28 hari untuk perkerasan beton semen di berikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 5.3.2.(3) kuat tekan minimum untuk perkerasan beton semen
Uraian

Beton percobaan campuran

Perkerasan beton semen
( pengendalian produksi )

Metode pengujian
Ukuran benda uji

Syarat kuat tekan
(kg /cm2)
K.350 s/d K500 untuk 28 hari

K.350 s/d K500 untuk 28 hari


SNI 1974 : 2011
Kubus150 x 150 x 150 mm
Silinder 150 x 300 mm


Catatan :
beton untuk perkerasan beton semen dalam pekerjaan permanen harus memenuhi ketentuan kuat tekan minimum untuk beton perkerasan yang di berikan dalam tabel 5.3.2(3). Nilai kuat tekan minimum untuk produksi dapat di
sesuaikan berdasarkan perbandingan kuat tekan yang di capai untuk serangkaian pengujian yang tidak kurang dari 16 penguji kuat rancangan yang di setujui. Penyusuaian kuat tekan minimum untuk pengendalian produk yang di berikan dalam tabel 5.3.2.(3) akan mengikuti perintah atau persetujuan dari staff teknis.
Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara disyaratkan70% dari kuat tekan lapangan yang terjadi.

d) konsistensi untuk perkerasan beton semen
Konsistensi beton harus di tentukan dengan mengukur slump sesuai dengan SNI 1972 : 2008. Penyedia jasa harus melakukan ujislump untuk setiap campuran beton dengan nilai slump 12 cm +- 2 cm.
e) pengambilan benda uji (sampling)
Sebelum Pengecoran
Penyedia Jasa harus melakukan Tes Mix Design Beton untuk jenis-jenis material yang akan dipakai untuk pengecoran ;
Sertifikat mix design sebagai syarat ijin untuk pelaksanaan pengecoran di lapangan dan harus diserahkan kepada pengawas dan Staff Teknis.
Pada saat Pengecoran
Satuan lot akan di definisikan sebagai tiap 50 m.
Untuk setiap lot, satu pasang (2 buah) benda uji kubus/ silinder harus di cetak untuk pengujian kuat tekan,satu benda uji, di test kuat tekan pada umur 7 hari, satu benda uji di test kuat tekan pada umur 28 hari.
Bila hasil pengujian kuat tekanpertama (beton umur 7 hari) tidak mencapai 70 % dari kuat tekan yang diisyaratkan.maka dilakukan pengambilan benda uji inti ( core ) di lapangan, minimum 1 benda uji tiap lot, untuk dilakukan pengujian kuat tekan. Jika kuat tekan benda uji inti (core) yang di peroleh ini mencapai kuat tekan yang disyaratkan, maka produk beton ini dapat diterima untuk pembayaran.
Sertifikat tes kuat tekan beton menjadi persyaratan pembayaran.
5.3 PERALATAN
1) Umum
Peralatan harus memenuhi ketentuan spesifikasi ini. Penghamparan dapat dilakukan baik di gunakan dengan menggunakan acuan tetap ( fixed form ).
2) kendaran pengangkut (Truck Mixer Agitator)
Penghantar jenis agitator ( penggoyang bolak-balik ) atau pencampur harus mampu menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang di isyaratkan. Dengan kapasitas angkut minimal 5 ton.
3) Stamper
Stamper adalah alat mesin yang dipergunakan untuk pemadatan tanah. Alat ini merupakan alat yang sangat membantu untuk mempercepat proses pemadatan tanah timbun maupun pemadatan tanah asli kohesif. Disamping sebagai alat untuk pemadatan untuk bangunan gedung alat ini juga sering dipergunakan dalam pekerjaan pemadatan jalan , halaman dan juga untuk pekerjaan pemadatan timbunan lainnya.
4) vibrator ( penggetar )
Vibrator, untuk menggetarkan saluran lebar perkerasan beton, dapat berupa jenis “surface pan” atau jenis “internal” dengan tabung celup ( immersed tube ) atau“multiple spuds”. Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau mesin pembentuk, atau dapat juga dipasang pada kendaraan (peralatan) khusus.Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, perlengkapan untuk memindahkan beban (lood trasfer devices), tanah dasar dan acuan (form) samping.
5) Gergaji Beton
Bilamana sambungan yang di bentuk dengan penggergajian (saw joints) disyaratkan, penyedia jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah yang berkapasitas memadai dan mampu menyelesaikan penggergajian ,atau dengan gerinda (abrasive wheel) sesuai ukuran yang ditentukan. Penyedia jasa harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji yang siap pakai (standby).Sebuah gergaji cadangan harus di sediakan di tempat kerja setiap saat selama operasi pengergajian.Penyedia jasa harus menyediakan penerangan yang memadai untuk penggergajian di malam hari.Seluruh peralatan ini harus berada ditempat kerja sebelum dan selama pekerjaan perkerasan beton.
6) Garu / Garpu
Untuk membuat alur (grooves) pada permukaan jalan beton, diperlukan alat berupa garu / garpu yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan membuat alur beton sesuai dengan ketentuan pada gambar rencana.
Sehingga didapatkan alur yang rapih, rata dan tidak merusak permukaan jalan beton.
7) Acuan
Acuan samping yang lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan harus disediakan dalam ruas-ruas dengan panjang tidak kurang dari 3m. Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa adanya sambungan horisontal, dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamnya. Acuan yang dapat disesuaikan (Fleksibel) atau lengkung dengan radiusyang sesuai harus digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang. Acuan yang dapat disesuaikan (Fleksibel) atau lengkung harus dirangcang sedemikian hingga dapat diterima oleh staff teknis.Acuan harus dilengkapi dengan sarana yangmemadai untuk keperluan pemasangan, sehingga bila telah terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala benturan dan getaran dari alat pemadat dan pembentuk.Batang flens (flangebraces) harus dilebihkan keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan yang permukaan atasnya miring,bengkok,terpuntir atau patah harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaiki tidak boleh digunakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh direksipekerjan. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm dalam 3 meter dan pada kaki tegaknya tidak boleh lebih dari 6 mm. Acuan ini harus dilengkapi juga dengan pengunci ujung-ujung bagian yang bersambungan.
5.4 SAMBUNGAN ( JOINTS)
sambungan susut melintang (tranverse contraction joint)
sambungan ini terdiri dari bidang yang diperlemah dengan membentuk dan membuat alur dengan pemotong pada permukaan perkerasan, disamping itu bilamana dilanjutkan dalam gambar juga harus mencakup perlengkapan untuk memindahkan beban (lood tranfer assembiles).
a) Sambungan susut lajur melintang (transverse contraction joint)
Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang bagian lajur melintang (strip) sebagaimana di tunjukan gambar.
b) Alur yang di bentuk (formed grooves)
Alur ini harus dibuat untuk menekankan perlengkapan yang di setujui ke dalam beton yang masih plastis.Perlengkapan tersebut harus tetap ditempat sekurang-kurangnya sampai beton mencapai tahap pengesahan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa merusak beton didekatnya, kecuali bilamana perlengkapan tersebut memang merancang untuk tetap terpasang pada sambungan.
c) Sambungan susut gergajian (sawn contraction joint)
Sambungan ini harus dibentuk dengan membuat alur dengan gergajian beton pada permukan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai dengan
yang ditunjukan dalam gambar. Setelah setiap sambungan digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang bersebelahan harus dibersihkan. Penggergajian untuk membentuk sambungan harus dilakukan segera mungkin setelah beton cukup mengeras agar pengergajian dapat dilakukan dengan hasil yang rapi tanpa menimbulkan keretakan, dan umumnya tidak kurang dari 4 jam tetapi dalam segala hal tidak lebih dari 10 jam setelah pemadatan akhir beton, diambilmana yang lebih pendek waktunya. Semua sambungan harus dibentuk dengan pemotongan sebelum terjadi retak susut yang tidak terkendali.Bila perlu, operasi penggergajian harus dilakukan siang dan malam dalam cuaca apapun.Penggergajian untuk membentuk sambungan harus dilakukan bilamana keretakan terjadi pada atau dekat lokasi gergajian pada saat sebelum digergaji.Penggergajian untuk membentuk sambungan tidak boleh dilanjutkan bilamana keretakan meluas didepan gergajian.bilamana terjadi kondisi estrim sedimikian hingga tindaklah praktis untuk mencegah keretakan dengan penggergajian yang lebih dini, alur sambungan kontraksi harus di buat sebelum beton mencapai pengerasan bertahap. Awal sebagaimana di sebutkan diatas.Secara umum, setiap sambunganharus dibentuk dengan penggergajian yang berurutan dan teratur.

5.5 PELAKSANAAN
1) umum
Sebelum mulai pekerjaan beton, semua pekerjaan lapis pondasi bawah dan yang berdekatan harus sudah selesai atau disetujui pengawas / staff teknis.
Servis elevasi harus dilakukan pada lapis pondasi bawah dan setiap lokasi yang lebih tinggi 5 mm dari elevasi rancangan harus diperbaiki sebelum dilakukannya setiap pekerjaan berikutnya.
2) acuan dan alat pengendali elevasi
Acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat atau lainnya) harus dipasang secukupnya di muka bagian pengerasan yang sedang dilakukan agar diperoleh kinerja dan persatuan atas semua operasi yang sedang diperlukan pada atau berdekatan dengan garis garis acuan.Acuan harus dipasang pada tempatnya dengan menggunakan sekurang-kurangnya 3 paku untuk ruas sepanjang 3 m. Paku harus diletakkan pada setiap ujung sambungan.Bagian bagian acuan harus kokoh dan tidak goyah. Perbedan permukaan acuan dari garis yang sebenarnya tidak boleh lebih dari 5 mm. Acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tahan, tanpa terlihat adanya lentingan atau penurunan, terhadap benturan dan tehadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan penyelesaian. Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan, ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar halus disingkirkan dengan cara yang disetujui.
Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus di periksa dan bila perlu diperbaiki oleh penyedia jasa segera sebelum beton dicor.Bilamana acuan berubah posisinya atau kelandaiannya tidak stabil, maka harus diperbaiki dan diperiksa ulang.
Bagian atas acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang dengan toleransi elevasi tidak melampaui -10 mm sampai + 10 mm relatif terhadap rancangan elevasi permukan yang telah selesai. Lagipula, acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang sedemikian hingga tidak ada satu titikpun pada ketebalan plat beton yang setelah pengecoran dan pemadatan akan kurang dari tebal rancangan.
3) Pemasangan Plastik Cor
Sebelum pengecoran dimulai, pada lapisan bawah dan samping sebelum cor beton dipasang plastik cor (lapisan kedap air) sehingga Air semen tidak turun dan meresap kebawah.
4) pengecoran beton
Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat mungkin dihindari. Kecuali truck pencampur, truck pengaduk, atau alat angkutan lainya yang dilengkapi dengan alat penumpah beton tanpa menimbulkan segregasi bahan , beton dihamparkan secara manual sedemikian rupa untuk mencegah segregasi. Penghamparan harusdilakukan secara menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan sementara.penghamparan secaramanual harus dilakukan dengan memakai sekop bukan perlengkapan perata (rakes) pekerja tidak boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan memakai sepatu yang dilekati oleh tanah maupun kotoran lainya.
Beton harus di padatkan merata pada tepi dan sepanjang acuan, sepanjang dan pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator yang dimasukan kedalam beton.Vibrator tidak boleh menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau sisi acuan.Vibrator tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.
Cairan beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar harus disingkirkan dengan cara yang disetujui.
5) penyelesain dengan tangan
Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau dengan persetujuan staff teknis jika tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan dengan metode yang disyaratkan, beton harus didistribusikan dan dihampar dengan tangan tanpa segregasi atau prapemadatan.
Penghamparan perkerasan beton bertulang harus di laksanakan dalam dua lapis, lapispertama harus di hamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu sehinggabaja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera setelahpemasangan baja tulangan maka lapis atas beton harus dituangkan dan diselesaikan.

6) Penyetrikaan Permukaan Beton
Beton yang diratakan dengan alat perata (penyetrika) beton manual harus dilaksanakan minimal 2 kali lintasan.
7) memperbaiki permukaan
Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis, bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru, dibentuk, dipadatkan dan diselesaikan (finishing) lagi. Lokasi yang memonjol harus di potong dandiselesaikan (finishing) lagi.Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwapermukaan sambungan memenuhi kerataan yang disyaratkan.Perbaikan permukaan harus dilanjutkan sampai seluruh permukaan didapati bebas dari perbedaan tinggi pada permukaaan dan perkerasan beton memenuhi kelandaian dan penampang melintang yang diperlukan. Perbedaan tinggal permukaan menurut pengujian mistar lurus (strainghtedge) tidak boleh melebihi toleransi yang disyaratkan.
8) membentuk tepian
Segera setelah beton di bentuk dan dipadatkan, tepi perkerasan beton di samping acuan dan pada sambungan harus di selesaikan dengan perkerasan (edging tool) untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu, bilamana tidak ditentukan lain pada gambar, adalah 12 mm.
9) penyelesaian pekerjaan
Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawatan pada permukaan beton digunakan, permukaan beton harus dikasar dengan disikat tegak lurus dengan garis sumbu (centreline) jalan.Jarak dan dimensi alur sesuai dengan gambar rencana.
10) perawatan ( curing )
Permukaan perkerasan beton semen yang terekspos harus segera dirawati dengan penyemprotan air segera setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan sikat sesuai dengan kondisi berikut ini :
Bahan perawatan dapat berupa geotextile , karung kain (ghoni) , lapisan tanah lempung atau potongan rumput/padi dan di semprotkan air dengan merata dalam 2 kali penyemprotan
i) Pertama tama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan “tidak begitu mengkilap “, dan
ii) Yang ke dua 10 sampai 30 menit setelah itu atau sebagaimana di sarankan pengawas / staff teknis.
iii) Penyemprotan dilakukan sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.

Sebagai tambahan, apabila melakukan penghamparan pada segmen baru baik arah melintang atau arah memanjang, maka pada perkerasan beton yang telah di cor sebelumnya dalam umur kurang dari 7 hari harus di lakukan penyemprotan ulang minimum 2 m pada sisi yang bersebelahan baik melintang atau memanjang, dan dapat diperluas pada lokasi yang sering di lalui orang selama pengecoran.
1.         Lapisan Pondasi Telford
Telford adalah salah satu jenis Pekerasan Lapis Pondasi Bawah yang sudah sering kita kenal dan temui pada ruas-ruas jalan yang di bangun di masa lalu.selain murah pekerjaan ini dapat dikerjakan secara manual oleh tenaga kerja dengan alat yang sederhana pula.

Mengikuti perkebanganan jaman dan melihat beban kendaraan yang meningkat pula strutur pondasi telford ini mulai tidak digunakan lagi dan di ganti dengan perkerasan berbutir atau lapis pondasi agregat dan perkerasan beton (rigid) dengan pertimbangan perkerasan ini mampu untuk mendukung beban-benan kendaraan yang lebih besar dan lalulintas yang semakin padat.

Berikut tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan pondasi telford: 
Lapisan pondasi telford merupakan lapisan Pondasi, satuan Pembayaran M3
Asumsi :
Pekerjaan dilakukan secara manual, untuk pengembalian kondisi
Lokasi pekerjaan, menyebar disepanjang jalan
Kondisi jalan, sedang-baik
Jam kerja efektif perhari 7 jam
Factor susut bahan
Batu Fk1 1.20
Pasir Fk2  1.25
Tebal Padat:
Batu T1  0.10 M
Pasir T2 0.05 M

Metode Pelaksanaan :
·         Pasir dihampar setebal 5 Cm Padat, Pemadatan dengan cara disiram air
·         Batu ukuran 10/15 disusun berdiri dan dikunci batu 5/7 + 3/4 cm sehingga tersusun rapi, rapat dan kokoh, dipadatkan menggunakan Three Whell Roller.
·         Selama pemadatan sekelompok pekerja melakukan perapian, sehingga susunan batu dalam kondisi rapid an kokoh serta rata permukaannya.
Pemakian Bahan, Alat dan tenaga
·         Bahan Dalam 1 m3
·         Batu pecah ukuran 10-15  = 0.0840 M3
·         Batu pecah ukuran 5-7 cm = 0.0180 M3
·         Pasir Urug           = 0.0630 M3
Alat :
·         Three Whell Roller
·         Kecepatan rata-rata alat V = 1 Km/Jam
·         Lebar efektif   b = 1.50 M
·         Jumlah Lintasan  n = 8 lintasan
·         Faktor efisiensi alat Fa = 0.68 Baik sekali-Buruk
·         Kapasitas produksi  Q = 127.50 M2
·         Koefesien alat    = 0.0078 Jam
Alat bantu :
·         Gerobak
·         Pungki
·         Cangkul
·         Sekop

2.            Penyediaan dan Pemancangan Tiang Pancang
Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yangdiperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan.Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yangditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiangyang diperlukan melebihi dari biasanya.Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat
pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mmdan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut betontidak boleh kurang dari 75 mm.

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :
a.    Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapatmenopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan.Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.
b.    Persiapan Alat Pemancang
Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenistanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk  pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan,tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebihdahulu.Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik.Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.
c.    Penyimpanan Tiang Pancang
Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanandikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.
d.    Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.



1.         Penyediaan dan Pemasangan Baja Struktur BJ 41 (Titik Leleh 250 MPa)
Ø  Mencakup pekerjaan struktur baja komposit
Ø  Pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan struktur
Ø  Penyediaan, fabrikasi, pemasangan, galvanisasi dan pengecatan
Ø  Baja termasuk baut sambung, paku keling, pengelasan dll
Pelaksanaan baja struktur pada umumnya melibatkan fabrikasi yang akan melaksanakan pekerjaan pemotongan profil, pelubangan untuk baut dan lain sebagainya.
Jenis pelubangan baut yang digunakan adalah untuk jenis baut:
Ø  Baut tidak terbenam
Ø  Baut pas dan silinder
Ø  Baut geser mutu tinggi
Pekerjaan fabrikasi juga mencakup pekerjaan pembuatan pengaku, sambungan dengan baut standar atau baut geser mutu tinggi. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan adalah:
Ø  Penyelesaian permukaan bidang kontak
Ø  Baut Tarik
Ø  Pengelasan
Ø  Pengecatan dan galvanisasi
Ø  Pengangkutan
Ø  Pemasangan jembatan baja
Ø  Tahap pekerjaan
Ø  Pengaturan lalu lintas
Ø  Peralatan dan perancah
Perakitan pekerjaan baja seringkali melibatkan pengguna jasa dalam hal penyediaan baja struktur yang telah tersedia. Sehingga dalam pelaksanaan pengadaan bahan perlu diperjelas terlebih dahulu pada saat tender, apakah pengadaan dilaksanakan oleh penyedia jasa atau pemilik, karena hal tersebut akan sangat berpengaruh pada penawaran harga.
Jenis perakitan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa tergantung pada kondisi lokasi dimana jembatan akan dipasang, dan seharusnya dalam tahap perencanaan atau dalam gambar rencana hal tersebut sudah dijelaskan. Jenis perakitan struktur rangka baja pada umumnya adalah:
Ø  Peluncuran
Ø  Kantilever
Ø  Perancah
Bagi komponen baja struktur disediakan oleh pemilik, maka penyedia jasa perlu melakukan  pengangkutan dan pengiriman yang tidak terlepas dengan masalah keamanan yaitu dengan melibatkan asuransi all risk.
Ø  Penyelesaian rangka baja
Ø  Pastikan sistem pemasangan – perancah atau kantilever
Ø  Pastikan camber setelah semua komponen terpasang – sesuai dengan manual ?
Ø  Pastikan semua sambungan telah dikencangkan dengan kekencangan 100%
Ø  Pastikan tulangan untuk lantai tersedia
Ø  Pastikan mutu beton terpasang harus K-350
Ø  Pastikan jenis expansion joint sesuai
Pastikan jenis  lapisan permukaan menggunakan sesuai spesifikasi

2.         Sandaran (Railling)
Persyaratan kerja
§Sesuai gambar rencana
§Adasertifikat pabrik yang menunjukkan mutu baja, pengelasan
PELAKSANAAN SANDARAN
§Di fabrikasi
§Pengelasan dilaksanakan oleh tenaga trampil bersertifikat
§Galvanisasi sesuai AASHTO M111-04, kecuali telah mempunyai tebal minimum 80 mikron
§Pemasangan sesuai seksi 7.4.

3.      Pipa Drainase Baja diameter 75 mm
Pipa ini berfungsi sebagai pembuangan air hujan yang terletak pada lantai jembatan ke arah bawah. Diameter minimum 75 mm, dengan bahan dari baja galvanis.
4.       Patok Pengarah
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan bahu jalan selesai dilaksanakan.
Patok pengarah terbuat dari beton dengan mutu K-300.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
Areal patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
patok.
Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan
dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok
dapat berdiri dengan benar.
Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

5.    Lapis Perekat – Aspal Cair

Dikerjakan secara mekanik dengan urutan kerja sebagai berikut Aspal dan minyak Fluxdicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair Permukaan yang akandilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compresor. Di semprotkan denganmerata dengan asphal sprayer pada badan jalan yang akan dipasang Lapisan Lataston LapisAus (HRS-WC) 3,0 cm (gradasi senjang/semi senjang).Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akandilapis.
LINGKUP PEKERJAAN, Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yangtelah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Dan dihampardiatas permukaan yang beraspal.

6.    Laston Lapis Aus (AC-WC).

Laston Lapis Aus (AC-WC) adalah jenis Lapis Pondasi Atas yang yang digunakan untuk penutup lapisan paling atas pada pekerjaan ini.
Dipergunakan sebagai lapis aus yang mempunyai nilai struktural dengan tingkat kekedapan air cukup.Laston cocok untuk perkerasan yang mengalami peningkatan pelapisan secara berkala untuk mencapai tebal rencana perkerasan.Tebal nominal padat yang digunakan 5 cm. Pekerjaan ini mencakup penyiapan material, penghamparan, pemadatan diatas pondasi jalan yang telah disiapkan atau diatas permukaan jalan lama.
Pelaksanaan Campuran Aspal Panas
a)    Agregat dan aspal dicampur di dalam Asphalt Mixing Plant dalam keadaan panas. Campuran aspal panas yang selesai dicampur didalam AMP diangkut dengan Dump truck ke lapangan. Temperatur yang diijinkan adalah sebagai berikut :
Suhu agregat                                                  154-174 oC
Suhu asphalt                                                   140-160 oC
Suhu pencampuran didalam AMP                 < 165 oC
Suhu campuran aspal panas di atas Dump Truck     > 135 oC
b)    Pada saat Dump Truck meninggalkan AMP, campuran aspal panas diatas bak Dump Truck ditutup dengan terpal untuk pencegah penurunan temperature campuran aspal panas.
c)    Di lokasi penghamparan campuran aspal, permukaan jalan yang akan dilapisi dengan diberi lapis perekat ( tack coat ) terlebih dahulu
d)    Penyerahan campuran aspal panas ke dalam Asphalt Finisher harus dalam keadaan padas pada temperature antara 120 – 150 oC
e)    Pemadatan pertama (Breakdown Rolling) dilaksanakan pada saat temperature campuran aspal panas antara 110 – 120 oC
f)     Pamadatan antara (Intermediate Rolling) dilaksanakan pada saat temperature campuran aspal panas antara 95 – 110 oC
g)    Pemadatan akhir (Finishing Rolling) dilaksanakan pada saat temperature campuran aspal panas antara 80 -95 oC
h)    Agar persyaratan teknis dipenuhi, maka ketebalan akhir yang dicapai dari pelaksanaan ini tidak boleh kurang dari 10 % terhadap teba lnominal yang ditetapkan.
i)      Bila dijumpai ketebalan akhir kurang dari persyaratan teknis yang dipersyaratkan, maka hasil akhir tidak dapat diterima dan diadakan pelapisan ulang dengan ketebalan minimal 1,5 kali sentimeter agrgat terbesar.
Untuk analisa penggunaan tenaga, bahan, peralatan serta waktu penyelesain digunakan sesuai dengan analisa yang ada di dalam AHSP/ATSP.
7.    Papan Nama Jembatan
·         Ukuran minimal 40 x 60 cm2
·         Bahan marmer dengan lambang PU
·         Toleransi ± 10 cm
·         Letak sesuai dengan ketentuan dan dipasang pada parapet
·         Isi tulisan :
·         Nomor jembatan
·         Nama jembatan
·         Lokasi
·         Data teknis
·         Tahun pembangunan

8.         Pengembalian Kondisi Pelapisan Permukaan Baja Struktur ( Girder Lama )
Pekerjaan ini merupakan pengecatan ulang atau pelapisan ulang pada baja struktur jembatan lama.


I.             PEKERJAAN AKHIR
a.    Demobilisasi
Demobilisasi dilaksanakan diakhir pekerjaan.Mengembalikan kondisi tempat kerja menjadi kondisi saat pekerjaan belum dimulai termasuk sumber daya yang untuk mobilisasi seperti pemindahan instalasi alat, peratalan, perlengkapan, personil dan lain-lain.
PembongkarantempatkerjaolehPenyediaJasapadasaatakhirperiodePelaksanaan,termasukpemindahansemuainstalasi,peralatandanperlengkapandaritanahmilikPemerintahdanpengembaliankondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
Jikapekerjaanfisiktelahselesaidilaksanakanmakadilanjutkandenganpekerjaandemobilisasisisa-sisamaterial,bongkaran,sebagiantenagakerjadanperalatan.Lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari berbagai sisa material pekerjaan.

b.    Pekerjaan Pembersihan Lapangan
Waktu Pelaksanaan selama 1 minggu (7 HK), Pembersihan akhir dilakukan pada puing -puing atau bekas bowplank dan bekas kertas semen yang telah dipakai, ini dibersihkan dari lokasi pekerjaan dengan membuangnya di tempat pembuangan sampah akhir, dengan menggunakan mobil pickup atau L 300.
Setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan dilakukan serah terima pekerjaan, adapun hal yang harus dipersiapkan untuk kebutuhan serah terima pertama pekerjaan, kontraktor harus mempersiapkan segala kebutuhan seperti pembersihan lapangan, mengadakan core terhadap ketebalan pengecoran dan kelengkapan administrasi lainnya.
c.    Pemeriksaan Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO)
Untuk persiapan Serah Terima Pekerjaan, kontraktor wajib menyerahkan pekerjaan pada KPA ebelum pencairan, maka kontraktor wajib meyelasaikan semua administrasi proyek yang di tangani oleh TIM administrasi proyek.

Sebelumpelaksanaanpekerjaanberakhir,dilaksanakanpersiapanuntukserahterimapekerjaan yang pertama (PHO)
Pelaksanaan pekerjaan untuk MC 100% :
a.    Pengukuran dan penghitungan volume pekerjaan yang dilaksanakanb.
b.    Penggambaran untuk dibuat gambar purna laksana (AsbuiltDrawing) bilamana di dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan/Addendum dari Rencana Kontrak atau MC 0%.
c.    PerhitunganMC100%untukmengetahuinilaipekerjaanuntukmendapatkanpersetujuan pada saat serah terima pertama pekerjaan.
d.    PemeriksaanpekerjaanbersamadenganTimpenerimaakhirpekerjaanuntuk mendapatkan persetujuan serah terima pekerjaan.
e.    Pihakpenyediajasamasihharusmelakukanpemeliharaanselama waktu yang ditentukan,selanjutnyadilaksanakanSerahTerima Pekerjaan Kedua (FHO) padaakhirmasapemeliharaanyangditandatanganiolehPihakPertamadanPihak Kedua.



URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG

Pekerjaan penunjang adalah pekerjaan-pekerjaan yang mempengaruhi kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.Termasuk pengaturan rambu lalu lintas, antisipasi cuaca, jembatan sementara (apabila diperlukan).

1.    Pengaturan Rambu Lalu-lintas.
Demi kelancaran dan keamanan serta kenyamanan bagi pengguna jalan maka untuk itu kami akan buat rambu-rambu lalu-lintas yang akan di pasang pada minimal 200m’ sebelum dan sesudah lokasi pekerjaan, dan sepanjang lokasi pekerjaan.
Demi kelancaran pekerjaan dan kelancaran arus lalu lintas kami juga akan melaksanakan penutupan dengan sistim penutupan setengah lajur jalan/setengah badan jalan dan apabila sangat mendesak, maka akan kami gunakan dengan sistim buka-tutp jalur yang akan dijaga oleh penjaga rambu pada awal dan akhir pekerjaan dengan dilengkapi alat komunikasi dan lampu penerangan serta lampu rambu yang memadai. Apabila diperlukan kami akan meminta bantuan satlantas dalam pengaturan arus lalu-lintas.

2.    Penempatan Material.
Dalam hal penempatan materil pada lokasi pekerjaan, diusahakan untuk penempatan material dilakukan ditepi/bahu jalan (tidak mengganggu badan jalan). Apabila tidak ada lokasi / sampai mengganggu pengguna jalan maka akan kami pasang rambu.
Dan dalam droping material kami usahakan kalu material tersebut akan segera digunakan, sehingga diusahan material yang dating sekali habis. Agar tidak mengganggu pengguna jalan.

3.    Penerangan.
Apabila dilaksanakan pekerjaan pada malam hari maka kami akan menyediakan penerangan yang cukup dengan mengadakan alat genset, serta lampu-lampu yang terang sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan sesaui dengan spek.
Untuk kelancaran lalu-lintas penerangan juga kami pasang pada awal dan akhir pekerjaan dan pada beberapa sepanjang lokasi pekerjaan sehingga pengguna jalan dapat melihat bahwa di daerah tersebut sedang ada pekerjaan jalan.

4.    Antisipasi Cuaca.
Untuk antisipasi cuaca, pada setiap dump truck kami lengkapi dengan terpal, sehingga apabila pada saat bermuatan terjadi hujan material langsung ditutup dengan terpal.Dan pada saat dump truck bermuatan hotmix, maka bak dump truck selalu ditutup terpal agar suhu tetap terjaga.
Selain terpal kami juga menyediakan plastik untuk penutupan agregat apabila sebelum tergelar padat sudah terjadi hujan.


PENCAPAIAN INDIKATOR KERJA

a). Metode pengopersian pemeliharaan perbulan.
Dalam pengopersian pemeliharaan kami pantau selalu melalu penempatan personil inti dan penempatan peralatan utama untuk masa pemeliharaan. Dan apabila ditemukan kerusakan pada hasil pekerjaan maka kami akan segera memperbaikinya.

b. Pengelolaan peralatan perbulan.
Peralatan yang kami sediakan adalah peralatan milik sendiri dan sewa jangka panjang (sampai masa pemelliharaan berakhir.Dan peralatan tersebut kami letakkan di lokasi pekerjaan dan kami rawat setiap saat sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan bisa dimanfaatkan dengan baik.
c. Penempatan personil perbulan.
Untuk peronil yang kami gunakan adalah personil tetap dan personil free line tetapi sampai dengan serah terima kedua (FHO), sehingga untuk personil tersebut apabila belum selesai pekerjaannya masih bertanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut. dan personil sebelum masa waktu pemeliharaan selesai di tempatkan dilokasi pekerjaan


PENUTUP

Pekerjaan Penunjang untuk pekerjaan ini antara lain : Pengaturan lalu-lintas, Penempatan material, Penerangan, dan antisipasi cuaca.
Pencapaian indicator kerja dengan cara kami control/survey dan penempatan personil inti serta peralatan untuk pemeliharaan, agar apabila terdapat kerusakan bisa langsung/segera diatasi.

Demikian Metode pelaksanaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk kelancaran paket pekerjaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERATURAN LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TAHUN 2021

   Hallo sobat Penyedia Barang dan Jasa Konstruksi, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba mengulas sedikit tentang Pedoman Pelaksanaan ...